KISAH CINTA ABADI SEPANJANG MASA ALI DAN FATIMAH
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
yeay... selamat membaca yaa, gua posting cerita ini karena menurut gua Ini adalah kisah cinta yang paling romantis......
Sebuah kisah datang dari putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra, dan Ali Bin Abi Talib. Pintu hati Ali terketuk pertama kali saat Fatimah dengan sigap membasuh dan mengobati luka ayahnya, Muhammad SAW yang luka parah karena berperang.
Dari situ, dia bertekad untuk melamar putri nabi. Lantas dengan tekun dia kumpulkan uang untuk membeli mahar dan mempersunting Fatimah. Malang, belum genap uang Ali untuk membeli Mahar, sahabat nabi abi Abu Bakar sudah terlanjur melamar Fatimah.
Hancur hati Ali, namun dia sadar diri kalau saingan ini punya kualitas iman dan Islam yang jauh lebih tinggi dari dirinya. Walau dikenal sebagai pahlawan Islam yang gagah berani, Ali dikenal miskin. Hidupnya dihabiskan untuk berdakwah di jalan Allah.
Namun mendung seakan sirna saat Ali mendengar Fatimah menolak lamaran Abu Bakar.Tapi keceriaan Ali kembali sirna saat orang dekat nabi lainnya, Umar Bin Khatab meminang Fatimah. Lagi-lagi Ali hanya bisa pasrah karena dia tidak mungkin bersaing dengan Umar yang gagah perkasa. Tapi takdir kembali berpihak kepadanya. Umar mengalami nasib serupa dengan Abu Bakar.
Tapi saat itu Ali belum berani mengambil sikap, dia sadar dia hanya pemuda miskin. Bahkan harta yang dia miliki hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Kepada Abu Bakar As-Siddiq, Ali mengatakan, "Wahai Abu Bakar, anda telah membuat hatiku goncang yang sebelumnya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah kerana aku tidak mempunyai apa-apa."
Abu Bakar terharu dan mengatakan, "Wahai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-Nya, dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka!"Mendengar jawaban Abu Bakar, kepercayaan diri Ali kembali muncul untuk melamar gadis pujaannya saat teman-temannya sudah mendorong agar Ali berani melamar Fatimah.
Dengan ragu-ragu dia menghadap Rasulullah. Dari hadist riwayat Ummu Salamah diceritakan bagaimana proses lamaran tersebut.
"Ketika itu kulihat wajah Rasulullah nampak berseri-seri. Sambil tersenyum baginda berkata kepada Ali bin Abi Talib, 'Wahai Ali, apakah engkau mempunyai suatu bekal mas kawin?"
"Demi Allah," jawab Ali bin Abi Talib dengan terus terang, "Engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku, tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak engkau ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta."
"Tentang pedangmu itu," kata Rasulullah menanggapi jawaban Ali bin Abi Talib, "Engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu engkau juga perlu untuk keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Wahai Ali, engkau wajib bergembira, sebab Allah sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi". Demikianlah riwayat yang diceritakan Ummu Salamah r.a.
Setelah segala-galanya siap, dengan perasaan puas dan hati gembira, dan disaksikan oleh para sahabat, Rasulullah mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya,
"Bahwasanya Allah SWT memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas mas kawin 400 dirham (nilai sebuah baju besi). Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu."
Maka menikahlah Ali dengan Fatimah. Pernikahan mereka penuh dengan hikmah walau diarungi di tengah kemiskinan. Bahkan disebutkan Rasulullah sangat terharu melihat tangan Fatimah yang kasar karena harus menepung gandum untuk membantu suaminya.
Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalahpengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurangjuga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayatdikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkatakepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu.Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapaengkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karenapemuda itu adalah Dirimu”
Dalam riwayat lain diceritakan seperti ini:Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah,Fatimah berkata kepada Ali:
Fatimah : “Wahai suamiku Ali, aku telah halalbagimu, aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan akusuami yang tampan, sholeh, cerdas dan baik sepertimu”.
Ali : “Aku pun begitu wahai Fatimahku sayang,aku sangat bersyukur kepada Allah akhirnya cintaku padamu yang telah lamakupendam telah menjadi halal dengan ikatansuci pernikahanku denganmu.”
Fatimah : (berkata dengan lembut) “Wahaisuamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu? karena aku ingin terjalinkomunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tanggakita”.
Ali : “Tentu saja istriku, silahkan, aku akanmendengarkanmu…”.
Fatimah : “Wahai Ali suamiku, maafkan aku,tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lamamengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, dan aku merasa pemudaitu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya ayahku menikahkan akudenganmu. Sekarang aku adalah istrimu, kau adalah imamku maka aku pun ikhlasmelayanimu, mendampingimu, mematuhimu dan menaatimu, marilah kita berduabersama-sama membangun keluarga yang diridhoi Allah”
Sungguh bahagianya Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungibahtera kehidupan bersama, suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus darihati perempuan sholehah. Tapi Ali juga terkejut dan agak sedih ketikamengetahui bahwa sebelum menikah dengannya ternyata Fatimah telah memendamperasaan kepada seorang pemuda. Ali merasa agak sedih karena sepertinya Fatimahmenikah dengannya karena permintaan Rasul yang tak lain adalah ayahnya Fatimah,Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbaktikepada orang tuanya yaitu Rasul dan mau menjadi istri Ali dengan ikhlas.
Namun Ali memang sungguh pemuda yang sangat baik hati, ia memang sangat bahagiasekali telah menjadi suami Fatimah, tapi karena rasa cintanya karena Allah yangsangat tulus kepada Fatimah, hati Ali pun merasa agak bersalah jika hatiFatimah terluka, karena Ali sangat tahu bagaimana rasanya menderita karenacinta. Dan sekarang Fatimah sedang merasakannya. Ali bingung ingin berkata apa,perasaan didalam hatinya bercampur aduk. Di satu sisi ia sangat bahagia telahmenikah dengan Fatimah, dan Fatimah pun telah ikhlas menjadi istrinya. Tapidisisi lain Ali tahu bahwa hati Fatimah sedang terluka. Ali pun terdiamsejenak, ia tak menanggapi pernyataan Fatimah.
Fatimah pun lalu berkata, “Wahai Ali suamikusayang, Astagfirullah maafkan aku. Aku tak ada maksud ingin menyakitimu, demiAllah aku hanya ingin jujur padamu, saat ini kaulah pemilik cintaku, raja yangmenguasai hatiku.”.
Ali masih saja terdiam, bahkan Ali mengalihkan pandangannya dari wajah Fatimahyang cantik itu.
Melihat sikap Ali, Fatimah pun berkata sambil merayu Ali, “Wahai suamiku Ali, tak usah lah kau pikirkankata-kataku itu, marilah kita berdua nikmati malam indah kita ini. Ayolahsayang, aku menantimu Ali”.
Ali tetap saja terdiam dan tidak terlalu menghiraukan rayuan Fatimah, tiba-tibaAli pun berkata, “Fatimah, kau tahu bahwa akusangat mencintaimu, kau pun tahu betapa aku berjuang memendam rasa cintaku demiuntuk ikatan suci bersamamu, kau pun juga tahu betapa bahagianya kau telahmenjadi istriku. Tapi Fatimah, tahukah engkau saat ini aku juga sedih karenamengetahui hatimu sedang terluka. Sungguh aku tak ingin orang yang kucintaitersakiti, aku bisa merasa bersalah jika seandainya kau menikahiku bukan karenakau sungguh-sungguh cinta kepadaku. Walupun aku tahu lambat laun pasti kau akansangat sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku tak ingin melihatmu sakit sampaiakhirnya kau mencintaiku.”.
Fatimah pun tersenyum mendengar kata-kata Ali, Ali diam sesaat sambil merenung,tak terasa mata Ali pun mulai keluar air mata, lalu dengan sangat tulus Aliberkata lagi, “Wahai Fatimah, aku sudahmenikahimu tapi aku belum menyentuh sedikit pun dari dirimu, kau masih suci.Aku rela menceraikanmu malam ini agar kau bisa menikah dengan pemuda yang kaucintai itu, aku akan ikhlas, lagi pula pemuda itu juga mencintaimu. Jadi akutak akan khawatir ia akan menyakitimu. Aku tak ingin cintaku padamu hanyabertepuk sebelah tangan, sungguh aku sangat mencintaimu, demi Allah aku takingin kau terluka… Menikahlah dengannya, aku rela”.
Fatimah juga meneteskan airmata sambil tersenyum menatap Ali, Fatimah sangatkagum dengan ketulusan cinta Ali kepadanya, ketika itu juga Fatimah inginberkata kepada Ali, tapi Ali memotong dan berkata, “TapiFatimah, sebelum aku menceraikanmu, bolehkah aku tahu siapa pemuda yang kaupendam rasa cintanya itu?, aku berjanji tak akan meminta apapun lagidarimu,namun izinkanlah aku mengetahui nama pemuda itu.”
Airmata Fatimah mengalir semakin deras, Fatimah tak kuat lagi membendung rasabahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah punberkata dengan tersedu-sedu,“Wahai Ali, demiAllah aku sangat mencintaimu, sungguh aku sangat mencintaimu karenaAllah."
Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya. Setelah emosinya bisa terkontrol,Fatimah pun berkata kepada Ali, “Wahai Ali,Awalnya aku ingin tertawa dan menahan tawa sejak melihat sikapmu setelah akumengatakan bahwa sebenarnya aku memendam rasa cinta kepada seorang pemudasebelum menikah denganmu, aku hanya ingin menggodamu, sudah lama aku ingin bisabercanda mesra bersamamu. Tapi kau malah membuatku menangis bahagia. Apakah kautahu sebenarnya pemuda itu sudah menikah”.
Ali menjadi bingung, Ali pun berkata dengan selembut mungkin, walaupun ia kesaldengan ulah Fatimah kepadanya ”Apa maksudmuwahai Fatimah? Kau bilang padaku bahwa kau memendam rasa cinta kepada seorangpemuda, tapi kau malah kau bilang sangat mencintaiku, dan kau juga bilang ingintertawa melihat sikapku, apakah kau ingin mempermainkan aku Fatimah?, sudahlahtolong sebut siapa nama pemuda itu? Mengapa kau mengharapkannya walaupun diasudah menikah?”.
Fatimah pun kembali memeluk Ali dengan erat, tapi kali ini dengan dekapan yangmesra. Lalu menjawab pertanyaan Ali dengan manja,“Ali sayang, kau benar seperti yang kukatakan bahwa aku memang telah memendamrasa cintaku itu, aku memendamnya bertahun-tahun, sudah sejak lama aku inginmengungkapkannya, tapi aku terlalu takut, aku tak ingin menodai anugerah cintayang Allah berikan ini, aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cintaapalagi dahulu aku sering bertemu dengannya. Hatiku bergetar bila ku bertemudengannya. Kau juga benar wahai Ali cintaku, ia memang sudah menikah. Tapitahukah engkau wahai sayangku, pada malam pertama pernikahannya ia malah dibuatmenangis dan kesal oleh perempuan yang baru dinikahinya”
Ali pun masih agak bingung, tapi Fatimah segera melanjutkan kata-katanya dengannada yang semakin menggoda Ali, ”Kau ingin tahusiapa pemuda itu? Baiklah akan kuberi tahu. Sekarang ia berada disisiku, akusedang memeluk mesra pemuda itu, tapi kok dia diam saja ya, padahal akumemeluknya sangat erat dan berkata-kata manja padanya, aku sangat mencintainyadan aku pun sangat bahagia ternyata memang dugaanku benar, ia juga sangatmencintaiku…”
Ali berkata kepada Fatimah, “Jadi maksudmu…???”
Fatimah pun berkata, “Ya wahai cintaku, kaubenar, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku”.
Subhanallah, Betapa Indahnya Kisah Cinta antara Ali Bin Abi Thalib Dan FatimahAz-Zahra. Maha Suci Allah, Dialah yang mengatur segalanya. Dialah yang telahmengatur jodoh, rezeki, pertemuan, dan maut dari setiap insan di Dunia.
-------------------------------------------------------------------------------Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang,"Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apayang kau pinta itu?"
"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah.Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali,'Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketikahendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' inisebanyak tiga puluh tiga kali."
Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumahdapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah.
Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasamengingatiNya.
Cerita ini adalah dikisahkan menurut penceritaan yang mudah untukdifahami,insyaAllah tegurlah ana jika ada yang tidak benar...
"Jika kamu memelihara dirimu daripada sesuatu perkara yang haram keranaallah diatas wanita kesukaanmu kerana banyak bersabar , insyaAllah hanya denganizin Allah akan menghalalkannya kepada mu atas kesabaranmu kerana Allah"

Komentar
Posting Komentar